Popular Posts

Sunday, March 11, 2012

Exploring Singapore

Ada banyak pilihan untuk mengeksplor Singapura, akan tetapi tidak semua orang punya kemewahan untuk merencanakan perjalanannya sesuai dengan harapan kita. Di sini saya membagi pengalaman dimana pilihan perjalanan ini dipilih berdasarkan kesempatan perencanaan yang terbatas dan keinginan untuk membaur dan benar2 merasakan bagaimana atmosfir sesungguhnya hidup dan menikmati tempat2 favorit di sini.
Tiket Pesawat adalah hal yang paling pertama yang harus kita lengkapi. Hal ini menentukan kapan kita dapat berangkat dan kapan kita pulang. Sebaiknya memang kita membeli tiket sejauh mungkin. Sekarang hampir semua airlines berlomba2 untuk memberikan tiket semurah mungkin. Biasanya ada promosi beberapa bulan sebelumnya bahkan setahun sebelumnya. Hal ini memungkinkan airlines untuk menyiapkan kursi semaksimal mungkin sehingga tiket dapat dilepas dengan harga murah. Tentunya semakin dekat hari pembelian kita dengan hari keberangkatan biasanya harganya makin mahal. Tetapi jangan putus asa, sebenarnya ada beberapa airlines yang menerapkan harga floating seperti saham. Jadi ada kemungkinan tiket yang kurang favorit dijual murah pada kesempatan terakhir. Jadi kuncinya jangan putus asa, cari terus sampai mendapatkan harga yang sesuai dengan kemampuan kita. Perhatikan juga waktu keberangkatan. Jangan lupa harga hotel kadang2 lebih mahal daripada harga tiket. Jadi kalau kita tiba di lokasi pada saat malam tentunya kita sudah kehilangan waktu sehari dan kita harus sudah membayar bermalam di hotel atau penginapan tersebut. Jadi direkomendasikan untuk tiba di kota tujuan sepagi mungkin dan pulang sesiang mungkin sehingga keberadaan kita di tujuan wisata kita menjadi maksimal. Sekarang semua pemesanan tiket dapat dilakukan secara online, jadi kita dapat melakukan pemilihan dengan lebih fleksibel, karena ada sebagian orang yang kurang efektif memutuskan dalam waktu sedikit. Jika kita datang ke penjualan tiket biasanya kita akan terbebani untuk memutuskan dalam waktu singkat. Tapi jika anda mau pendapat profesional sebaiknya sebaliknya anda bisa pergi ke tempat penjualan tiket untuk mendapatkan saran profesional. Perhatikan apakah harga tiket termasuk biaya lain-lain seperti pajak dan bagasi. Pada saat online jalankan simulasi sampai ke titik berapa anda harus bayar karena bisa saja harga yang ditayangkan bisa menjadi dua kali lipat atau lebih setelah dijumlahkan. Saya sendiri lebih memilih untuk membeli bagasi pada saat pulang saja. Jangan lupa, karena pembelian tiket mengharuskan pengisian tanggal expired dari paspor, pastikan paspor sudah ditangan atau masih mempunyai waktu yang panjang. Karena walaupun pengadaan paspor cukup cepat, waktu jam atau sehari dalam pembelian tiket bisa merubah harga tiket yang sudah kita dapatkan. Paspor Untuk Paspor biasanya memakan waktu tiga hari dalam pengerjaannya dan dua kali kita datang ke imigrasi untuk wawancara dan pengambilan foto, kemudian yang kedua pada saat pengambilan paspor. Harga resmi sekitar 350 ribu rupiah. Tetapi jika lewat calo tentunya bisa dua kali lipat lebih mahal, enaknya kita datang bisa langsung wawancara dan foto. Ternyata jika kita tidak tergesa2 harganya bisa lebih murah. Jadi sekali lagi perencanaan yang baik dalam perjalanan akan membuat harga perjalanan kita lebih murah. Apalagi kalau kita memang punya waktu kita kerjakan sendiri, nggak ada salahnya kan? Penginapan Kadang2 kita lupa bahwa seringkali penginapan memakan porsi paling besar dalam total pengeluaran kita. Terutama kalau periode wisata kita lumayan panjang. Pemilihan tempat penginapan juga mempengaruhi pengeluaran kita seperti kebutuhan sehari2, transportasi dan lain2. Kita juga bisa menghemat waktu sehingga bisa menikmati setiap tujuan kita lebih lama atau lebih santai. Biasanya disarankan untuk melakukan pemesanan melalui online sebelum hari H. Kita juga menghindari membuang2 waktu dalam mencari penginapan dan memindahkan barang2. Tapi resiko melakukan online kita tidak benar2 tahu apakah kita cocok dengan suasana di sana walau ada rekomendasi dari user2 terdahulu. Sebenarnya kita mempunyai beberapa pilihan. Hotel bagi yang mempunyai dana cukup dan mau benar2 menikmati setiap waktu di sana (walau ada juga hotel yang relatif murah), hostel atau hotel backpacker, atau yang terakhir adalah apartemen. Yang terakhir sering dipilih untuk yang sudah berkeluarga dan mempunyai (beberapa) anak. Tentunya kita tidak membahas kalau kita mempunyai kerabat atau teman yang bisa kita tumpangi. Bagi yang mengandalkan MRT tentunya disarankan untuk memilih yang dekat dengan stasiun MRT, walaupun bis bukan moda transportasi yang jelek di sana. Transportasi ke Bandara Pilih alternatif memakai Bis ke bandara Soetta jika waktunya tepat dan memilih yang lebih ekonomis. Cuma agak merepotkan kalau kita membawa banyak barang. Hitung lebih ekonomis mana, memarkir mobil di bandara atau memakai taxi. Kadang2 memarkir mobil bisa jadi sama saja bahkan lebih murah daripada taxi. Hitung saja biaya perjamnya, apalagi kalau Cuma beberapa hari kita perjalananya. Pengalaman saya dengan waktu 7 hari 6 malam menghabiskan sekitar 300 ribuan. Hampir sama biaya taxi bolak balik Depok. Jangan lupa hitung biaya tol dan bensin. Tapi ingat juga kenyamanan kalau kita bawa mobil sendiri. Contohnya setelah seminggu di negeri orang yang pertama kami mau lakukan adalah mencari makanan indonesia favorit dan balas dendam hehehe... Agak susahkan kalau kita pakai Taxi. Places of interest Luas Singapura sendiri hanya bisa dibandingkan dengan kota Jakarta. Tapi jangan kaget, lokasi yang menarik hampir bisa ditemui di setiap sudut di sana. Coba awali jalan ke Marina Bay, bisa turun di Bayfront pakai MRT. Di sana ada Marina Bay Sand Hotel dengan tiga towernya. Singapore Flyer dengan Kincir terbesarnya. Stadium, stadion di pinggir teluk bisa untuk melihat pertandingan bola atau balapan F1. Esplanade atau bisa disebut Big Durian. Maritime Museum, kalau beruntung sering ada event bagus contohnya kemarin ada pameran barang2 Titanic asli. Jangan lupa foto2 di merlion tanda bahwa kita pernah di Singapura. Bayangkan ini ada di satu lokasi, yaitu Marina Bay. Walau ini Bay (teluk), tapi kita bisa mengelilingi ini dengan jalan kaki satu putaran karena fasilitas jembatannya sangat bagus. Setelah gelap akan ada pertunjukan efek lampu di Marina Bay Sand dan beberapa gedung di sekitarnya yang paling bagus di lihat dari Merlion, atau Esplanade. Jangan lupa untuk makan di Makansutra Gluttons sambil menikmati pertunjukan khas sayup2 di Panggung terbuka sebelah Esplanade. Kita bisa menghabiskan waktu seharian di sini sampai malam kalau mau, tapi saran saya untuk beberapa kali terutama sore hari sampai malam dari berbagai sisi. Tempat kedua yang wajib dikunjungi adalah Pulau sentosa. Di sini kita bisa masuk wahana2 di Universal Studio sekitar 68 SGD untuk dewasa. Atau kita bisa main di Pantai Siloso. Kalau kita sampai malam di sini ada dua alternatif pertunjukan outdoor, yaitu song of the sea dengan biaya sekitar 10 SGD atau crane dance di pantai dekat Universal Studio. Yang terakhir ini gratis kok. Tempat ketiga adalah Orchard road, khusus bagi yang suka belanja.
Selain itu kunjungi juga daerah2 seperti Bugis Street, Chinatown dan Little India untuk pertokoan khasnya dan banyak souvenir2 yang bisa dibeli. Bagi yang suka pemandangan air, bisa ke clarke Quay untuk nongkrong2 ataupun malamnya ini tempat kulineran Chilly Crab dan tempat dugemnya warga di situ. Untuk anak2 bisa kita ajak ke Jurong Bird Park melihat taman burung terbesar di dunia. Yang perlu diingat tempat ini cukup jauh sekitar satu jam dari pusat kota (pakai MRT). Malah entah kenapa Boon Lay tempat berhenti MRT dan stasiun bis sebelum ke Bird Park adalah salah satu tempat favorit saya. Mungkin karena orang2nya ramah2 ya. Belakangan baru tahu bahwa Singapore Zoo adalah 3rd best di dunia.Kalau tahu kesana deh ya. Kami sendiri pergi ke IKEA di Alexandra naik bis dari Boon Lay yang hanya 20 km tapi serasa lama banget karena jalannya pelan. Kemudian secara sengaja sebelumnya mengambil MRT lewat woodland (North side) sambil melihat sisi Utara Singapura yang lebih hijau. Hal ini memungkinkan karena di daerah agak luar dari pusat kota Keretanya ada di atas sehingga kita bisa melihat seluruh sisi pulau Singapura. Yang hebatnya secara konsisten bersih dan teratur. Makan dan Kuliner Cari makanana halal cukup mudah. Tinggal tanya atau lihat sertifikat halal MUIS (MUI-nya di sana) atau tanda “No pork No Lard”. Kalau harga yang lumayan terjangkau bisa cari di food court di pertokoan yang hampir selalu ada di sana. Coba makanan halal dari India, seperti nasi briyani atau nasi veg nya jika anda adalah seorang petualang kuliner. Coba chicken rice, sate, minum di warung teh tarik. Cari es krim uncle yang harganya 1 SGD. Kalau yang punya dana lebih coba di Newton dekat Orchard, makanan sea food atau coba Chilly Crab di clarke Quay. Saya sendiri belum pernah tapi makan di Kudeta – Marina Bay Sand berdua pasangan pasti akan berkesan. Makanan halal India di dekat Mustafa Center sendiri mirip sama masakan padang tapi bumbu rempahnya lebih kerasa. Kami sendiri pada saat bingung akhirnya sering malah beli Burger King biar praktis.Untuk Coklat kami menemukan toko di seberang Universal studios yaitu candilicious menjual coklat yang sangat enak dan kalau beruntung seringkali di diskon menjadi 2 SGD. Di Boon Lay secara tidak sengaja kami menemukan toko Valu$ persis seperti yang ada di Jakarta. Harga coklat di sini ternyata jauh lebih murah daripada di Mustafa Center. Bahkan makanan2 lainnya pun demikian. Ada minuman Jus dengan karton besar (mungkin 1 liter) harganya di bawah 1 SGD. MRT Saya rekomendasikan untuk mempelajari jalur MRT, karena ini sangat membantu sekali. Saya sendiri atas bantuan teman baru di sana di ajari cara membeli eZ-Link sehingga kemana2 kami memakai kartu itu. Bagi yang belum tahu untuk keluar dari bandara transportasi utama adalah sky train dari setiap terminal dan keluar ke stasiun MRT terdekat. Tanpa keluar gedung kita bisa membeli kartu di sana dan melakukan topup di mesin yang banyak terdapat di sana. Spend your time dalam mempelajari ini karena mudah kok. Karena kita akan memakainya terus menerus selama di sana. Hampir seluruh transportasi umum di sana bisa menggunakan kartu ini untuk membayar. Jadi pastikan balance anda cukup. Untuk membeli kartu bisa dengan harga sekitar 3SGD. Jangan takut rugi karena kartu ini akan berlaku untuk 5 tahun. Siapa tahu anda balik lagi. Untuk Top up minimal kita isi 10 SGD. Jika kita masih ada balance toh bisa kita redemp pada saat kita pulang nanti. Juga kita bisa membayar pertrip dengan menyentuhkan ke titik stasiun yang kita tuju dan membayar di alat otomatis tsb sesuai dengan harganya. Alat ini sangat handal lho, jadi hampir tidak pernah ada masalah dalam membayar ini. Jika sudah paham semua, please enjoy the ride, have fun.

Saturday, March 10, 2012

Membelah Lumpur di Nawit

Sebenarnya ini bukan untuk pertama kalinya kita ke Nawit. Ini adalah nama trek di daerah Bekasi. Trek yang Cross Country, karena memang ini bukan di daerah pegunungan. Jadi tidak ada tanjakan ataupun turunan panjang. Cuma yang paling membuat om Indra meminta balik lagi setelah hampir dua tahun yang lalu kesini adalah ikan dan sambelnya yang memang enak banget. Untuk kali ini kita berempat dari Komunitas kantor dan satu lagi dari d’Pitts temannya Om Indra, yaitu dr frits yang kebetulan seorang dokter kandungan. Penampakan baru juga adalah ini gowes perdana dari Spez Cambernya om Michael. Janjian berangkat jam 6 tepat dari rumah ternyata membutuhkan waktu 45 menit sampai ke pintu keluar bekasi timur. Molor 15 menit dari janji ketemuan hehehe. Maklum kebiasaan janjian di Bogor atau sentul, ternyata jauh juga ya padahal tol Cimanggis sudah buka. Akhirnya start dari rumah Om Mahe dan jalan ke Warung Asem dulu. Memang trek di Bekasi rata2 adalah keluar masuk perkampungan, sehingga susah mengingat jalur karena banyaknya alternatif yang bisa diambil. Makdarit kita sudah menelpon Pak Narto untuk memandu kita seperti 2 tahun yang lalu kita dipandu juga oleh dia. Beliau sendiri adalah MTBer sejati yang sudah cukup sepuh (kira2 sudah 60-an). Tapi katanya yang bisa mengalahkan dia di pertandingan2 seumuran dia hanya kelasnya Toni Kamurang, pegowes veteran yang sekarang buka toko cukup terkenal di Jalan Kamurang sekitar Citeureup, Cibinong. Karenanya benar saja karena terpotong mobil pada saat nyebrang, langsung kita kehilangan jejak. Untung saja pada saat menerka2 tiba2 muncul sosok Pak Narto dan langsung kita bertiga bergegas ke warung asem. Hehehe bahkan kelompok besar belum sampai karena sempet nunggu2 kita. Yang belum tahu warung asem adalah tempat nongkrongnya goweser2 di Bekasi. Hampir seluruh goweser memulai perjalanannya start dari sini setelah menikmati ketan atau teh jahe spesial di sini. Speedo menunjukkan 5 km menunjukkan jarak dari rumah om mahe ke Warung asem dan sekitar jam 8.30 kita start ke Nawit beserta beberapa tambahan peserta dari komunitas di sana.
Memang agak susah untuk diceritakan urutan dari trek ini, akan tetapi pada awalnya trek di dominasi jalan coran dengan keluar masuk kampung. Yang khas di sini adalah sawah yang sesekali kita lintasi yang kalau kita lihat ke kiri dan kanan adalah sawah sampai lepas di horison. Jadi sepertinya sawah2 di sana letaknya memanjang karena kita selalu ketemu jalan yang menyebrangi sawah tersebut. Bagi saya ini adalah salah satu pemandangan khas Trek Nawit yang susah kalau tidak bisa bilang ngga bisa ditemui di trek yang lain.
Setelah keluar masuk kampung sampai kita di trek yang sebenarnya hampir sama tetapi kali ini kita melewati daerah yang lebih offroad. Di sini petualangan baru dimulai. Ternyata di daerah sini neraka bagi yang memakai ban besar. Karena tipikal di sini adalah tanah merah yang kalau tidak digowes akan cepat mengering dan terus menumpuk. Sehingga tidak sampai satu menit donat sudah terbentuk dan ban tidak akan bisa berputar sama sekali. Mulailah batang kayu menjadi senjata andalan kita untuk sekedar mengurangi akumulasi tanah di ban dan bagian bawah frame sehingga cukup untuk berputar kembali. Belakangan kita selalu pakai itu setiap 10 meter sehingga akhirnya kita ngga punya pilihan lain untuk mendorong sampai tempat yang memungkinkan.
Seingat saya selain di sini tanah merah atau tanah liat yang sifatnya seperti ini adalah yang di trek Batu Napak daerah Citereup. bahkan pada waktu itu menyebabkan pelumas di rantai sama sekali hilang sehingga shifter hampir tidak berfungsi. Untungnya ditengah2 berjibaku dengan tanah merah ada sepasang suami istri yang sedang memetik buah rambutan menawarkan kita. Wah enak banget ya kalau pas lagi perlu eh ada. Puas deh kita habisin deh panenan ibu bapak itu. Setelah rambutan kita jalan beberapa puluh meter lagi sampai bisa digowes. Kemudian belakangan baru tersadar bahwa karena keasikan bersihin sepeda dari tanah kelompok besar yang lain tidak kelihatan lagi. Saya berdua dengan Om Santoso akhirnya memutuskan untuk mencari jalan sendiri karena bingung juga mengidentifikasi kita ada di mana sekarang. Untungnya beliau tahu sedikit banyak daerah sini sehingga kita pasti bisa sampai ke Nawit walaupun belum tentu sama dengan treknya pak Narto. Tampaknya keberuntungan memang lagi belum berpihak ke kita, selang beberapa saat kemudian hujan tampak turun nggak malu-malu. Benar2 deres dan akhirnya kita menuju ke warung yang tampak dari jauh sepertinya ada beberapa pesepeda juga berteduh di sana. Akhirsnya pesanlah kita satu gelas kopi panas sambil menunggu hujan reda. Ternyata kita tidak benar2 sial hari ini, saya tidak tahu berapa lama kita berteduh di sana karena sepanjang hujan tersebut salah satu dari pesepeda bercerita mengenai hal2 yang menarik. Bermula dari cerita mengenai trek2 indah di Indonesia yang memang tidak akan ada habisnya. Sampai bercerita tentang daerah ciptagelar yang menurut dia adalah trek sepeda yang paling indah yang pernah dia lakukan selama ini. Dari cerita tersebut sampailah beliau bercerita kemana2 yang pada intinya jangan percaya pada hal2 yang mistis di Indonesia yang banyak rekayasanya. Dari trek gowesan sampai kegiatan ritual dari pejabat2 Indonesia adalah yang kita bicarakan berdasarkan pengalaman dia. Belakangan baru saya ketahui dari salah satu pegowes tersebut, Pak Yus, adalah seperti sekjennya Pak Tulus yang senang bercerita itu adalah pejabat tinggi di suatu kementrian. Tidak terasa hujan berhenti dan kita bersama2 melanjutkan perjalanan dan berpisah beberapa ratus meter dari nawit atau masyarakat di situ lebih dikenal dengan warung bondol.
Kilometer sudah menunjukkan 20 kilometer tanpa perjalanan dari rumah Om mahe ke warung asem. Jadi total sudah 25km hari ini. Sampai di sana ternyata yang lain sudah beberapa babak makan makanan khas di situ, yaitu ikan belis, sayur asam, dan sambelnya yang maknyus. Pada saat saya menuliskan ini perut jadi keroncongan nih mengingat kegurihan dan kemaknyusan makanan si situ. Saya sendiri sampai nambah dua kali. Sepertinya selain karena makanannya memang enak ditambah dengan suasana pinggir kali yang bikin nafsu makan meningkat. Setelah kita ngobrol2 nyeritain tentang pertemuan kita dengan pak Tulus dan ternyata mereka lewat perkebunan salak yang beberapa tahun lalu kita lewati. Catatan saja untuk trek Nawit memang ada alternatif untuk melewati perkebunan salak yang sangat lebat. Saking lebatnya bahkan pada waktu kita kesana kondisi terik akan tetapi kalau kita melewati sana akan terlihat gelap sehingga tidak akan terasa panasnya. O ya, satu lagi yang mau saya ceritain, adahal yang baru di sini, yaitu minuman rempah dicampur susu. Botolnya seperti minuman tradisional tetapi kalau kita minum akan terasa rempahnya agak pedas. Kalau di campur dengan susu rasanya seperti soda gembira. Beneran.
Sebelum pulang kita foto2 sebentar dan dilanjutkan dengan tanjakan halus sebentar kemudian kita berpisah menjadi beberapa kelompok terutama pak dokter ternyata ada panggilan. Setelah cerita2 sebentar terutama mendengar curhatnya om Mochael yang baru pertama kali sepedahan jauh (setelah Cihuni sih) kahirnya kita pulang ke rumah masing2. Terima kasih Om Mahe, Terima kasih Pak Narto, terima kasih komunitas Bekasi (Robek) dan kompleknya Mahe. Mudah2an kita diberi umur untuk gowes bareng lagi di lain waktu, di lain kesempatan. Di trek yang sama ataupun trek yang menarik lainnya. Total general trek 48 km, lumayan untuk hari ini setelah berjibaku dengan tanah merah.