Popular Posts

Saturday, February 18, 2012

Interval di trek Sentul - Curug panjang

Dimulai dari sebaran informasi How to improve your bike performance dengan interval. Hmmpf... binatang apa pula ini. Karena bacanya susah akhirnya setelah meminta konfirmasi lebih kira2 artinya begini. Ini satu jenis latihan sepeda dengan membagi dengan interval waktu 6x6. 6 menit dengan cadence tinggi sekitar 80 dan Heart rate tinggi, kemudian 6 menit kita turunkan heart rate supaya 6 menit berikutnya bergantian. Selama ini kirain Cuma main di cadence aja. Bagi yang belum tahu cadence itu adalah banyaknya kita memutar crank, biasanya dalam menit. Hari ini mau cerita apa ya? Teknik sepeda kok kayanya jadi sok tahu yah. Nggapapa, kita campur aja yah. Sekalian sama belum pernah kan di blog ini cerita tentang trek curug panjang. Curug Panjang sendiri letaknya di atas mega mendung, Puncak, Bogor. Di daerah ini memang banyak curug seperti curug Cilember dan lain2. Mungkin disebut curug panjang, karena pada dasarnya terdiri dari beberapa curug (ngarang aja). Sebenarnya sudah sering sy kesini tapi kali ini kita mulai dari Sentul sehingga lebih menantang tentunya. Start dari Ruko Niaga, Sentul City atau sering disebut Bakmi Golek jam 7.47. Setelah mendapatkan wejangan latihan interval dari Bos Reza akhirnya kita berempat memutuskan untuk berangkat ke Km 0. Sementara Reza dan Ari ngacir duluan entah kemana, akhirnya sy berdua dengan Charly. Ternyata fitur jam di speedo cukup efektif untuk latihan ini. Jadi setiap kelipatan 5 sy mengganti interval. Contohnya pada jam menunjukkan 7.50 kita start ngebut sampai 7.55 kita gowes santai lagi . Begitu seterusnya. Yang terjadi setiap interval cepat sy langsung meninggalkan Charly, tetapi pada saat interval lambat dikejar oleh Charly bahkan beberapa kali beberapa meter di belakang. Ternyata tidak mudah memakai metoda ini. Agak susah bertahan di kecepatan tinggi selama 5 menit dan bermain lambat selama 5 menit agak canggung. Setelah belok kanan menuju bojong koneng, baru kita dihadapkan oleh tanjakan2 curam yang ngga peduli sama interval kita (lagian siapa juga yang suruh pakai interval hehehe). Bayangin aja, pas kita di interval lambat di depan tanjakan curam. Ngga jadi deh istirahatnya. Agak berantakan sedikit intervalnya, tapi dengan cara ini ternyata tanjakan S, tanjakan sebelum sekolahan, tanjakan vila dan tanjakan sebelum finish bisa dilalap dengan mudah.
O ya, lupa diceritain beberapa interval tinggi tadi sempet mengocok perut tapi untungnya masih bisa diredakan dengan interval lambat. Percaya ngga percaya, dengan melakukan tadi ternyata melihat jam ada di angka 8.43, yaitu 55 menit, mengingat setengah dari perjalanan kita santai (interval lambat). Kesimpulan pertama, main interval dapat memacu kita untuk meningkatkan power dan melatih recovery secepatnya. Untuk latihan pertama ini terasa power yang selama ini memang tidak biasa diasah. Hasilnya selama ini ngga masalah kalau main jauh (endurance) tapi kalau main di kecepatan selalu keteter karena powernya kurang. Istirahat di warung Km 0. Warung yang terletak di persimpangan jalan di desa Bojong Koneng memang tempat bertemunya goweser2 dari Jakarta dan sekitarnya. Ternyata Ari dan Reza menuju Rainbow hill dulu baru menuju Km 0. Wah beda kelas nih. Walhasil kita harus nunggu mereka dulu, minimal Ari rencananya akan bareng kita menuju ke Curug Panjang. Cerita latihan interval sampai di sini. Sekitar jam 9.30, setelah menunggu Ari datang kita lanjut ke Curug Panjang. Dari warung kita ambil lurus berliku2 turunan landai sampai jalanan aspal agak menyempit dan menjadi turunan lumayan curam. Dulu di sini agak berbahaya sebelum aspalnya jadi karena kita keburu momen cepat padahal agak licin. Ingat istilah setiap turunan pasti ada tanjakan? Nah di sini tidak terkecuali. Setelah turun kita dihadapkan tanjakan curam. Tantangannya adalah mempertahankan crank selalu berputar dan kehilangan traksi sekali2. Wah ternyata Ari yang beda kelas di aspal mempunyai kelemahan di trek offroad atau kasus ini trek jalan setapak dengan semen rusak. Tapi begitu sampai atas doski langsung menghilang padahal ternyata belakangan diceritakan bahwa Charly tumbang di tanjakan ini. Maksudnya tumbang adalah benar2 tumbang karena clit eggbeater baru yang tidak terlepas sehingga.. ya tumbang. .
Akhirnya menunggu lagi Ari yang salah jalan, karena rencananya kita turun langsung ke kiri. Lumayan setengah jam lagi sambil melihat petani singkong sedang mencangkul ladangnya. Memang kalau sudah melewati tanjakan tadi kita hampir ada di paling atas sehingga pandangan kita luas kemana2. Setelah tanjakan tadi kita ketemu pertigaan, dan belok kiri nanti sekitar 200 meter ada pertigaan lagi nah yang ini kalau biasanya kita ke kanan untuk ke arah rainbow hill (dimana Ari kejauhan), kita ambil ke kiri. Ini adalah arah yang biasa kita ambil kalau mau ke Kampung Awan. Ini trek lain yang lumayan gila dan tembus ke jalan offroad yang menuju pondok pemburu. Tapi di jalan ini kita jangan lurus menuju kampung awan tapi ada jalan ke kanan yang menuju perkampungan. Di sini kita akan menghadapi turunan setengah makadam dan tanah. Lagi2 the aspalers (hehehe) nuntun lagi, ya udah kita foto aja dari bawah. Kapan2 harus coba nih nanjak lewat sini berat tuh keknya. Di bawah kita ketemu jalan aspal tinggal lurus (jangan ke kanan). Nanti kelihatan ada jalanan nanjak ke kiri dan mohon maaf kita ambil yang ini hehehe. Ini kita sudah ada di jalur standar Curug Panjang. Setelah tanjakan curam kita akan dimanja dengan dataran lumayan panjang di antara vila2 sampai ada jalan semen lebih kecil di kiri. Biasanya ada tukang ojek yang nongkrong. Belok ke kiri ini adalah jalanan yang menuju Tanjakan Anjing. Duh nasibmu tanjakan. Jarang yang namanya bagus. Katanya selain yang nanjak di sini sering mengumpat dengan kata itu, di situ memang ada penangkaran anjing. Lagi2 the Aspalers tidak bisa mengatasi kehilangan traksi di semen yang berlumut. Alasannya banyak ibu2 hehehe. Sori ya ai tinggal. .
Istirahat di gerbang vila orang setelah mengakhiri tanjakan anjing kita melanjutkan perjalanan. Setelah itu ada satu tanjakan yang rusak dan berlumut lagi tapi setelah itu kita ketum jalanan aspal lagi kita ambil ke arah kanan Di sini ada pemandangan dinding tanah yang sepertinya mau dibuat pondasi turap karena memang sepertinya potensi longsornya tinggi. Khas pemandangan di sini memang seperti itu. Jalanan yang memutari lembah yang di bawahnya adalah rumah desa atau vila. Setelah itu kita akan ketemu jalan yang lebih besar dan kita ambil ke kiri untuk menuju vihara. Nah untuk yang belum pernah kesini harus cermat. Karena ini memang masuk ke pagar vihara dan tandanya agak gak jelas. Jadi patokannya sebelum jalan menyempit di kiri ada gerbang. Memang seperti masuk ke rumah orang. O ya, di kanan gerbang sepertinya ada pos ojek Cuma jarang ojeknya. Kalau ngga jelas mendingan nanya aja deh. Kalau sudah masuk baru sadar bahwa ini bukan rumah atau vila, karena terdiri dari berbagai macam bangunan seperti aula, bahkan seperti tempat wisata karena ada seperti teater terbukanya. Jadi biasanya banyak anak sekolah seperti study tour atau outing di situ. Masuk lebih dalam lagi nanjak landai dan dikelilingi pohon pinus dan ada vihara atau pura khas Bali. Awas ngga boleh naik kesitu jadi kalau mau foto2 di tangganya aja.
Nah di kanannya adalah pintu keluar dari kawasan vihara itu dan turunan sampai keluar di jalan raya, yaitu warung yang deket reserse atau vila mega indah Wah, kita behind the schedule nih, karena jam sudah menunjukkan jam 11.30, padahal target jam segitu kita sudah di curug. Awalnya diputuskan kita langsung pulang tetapi pada saat kita foto2 di reserse langsung berubah jadi ke atas padahal waktu sudah menunjukan 12.20. Yo wis, target kita jam 13.00 sampai. Latihan interval lagi, tapi start tanjakan Bank Mega yang curam. Ini memang tempat pelatihan Bank Mega, baru interval lambat. Di depan Ari sudah ngacir duluan. Bagi yang pertama kali kesini pasti senang melihat pemandangannya. Karena sangat variatif. Di akhir sebelum air terjun kecil sempet nempel Ari di interval tinggi dan nggak jauh2 amat pas finish. Yang kagetnya waktu ternyata 12.50 jadi hanya setengah jam kita ke sini. Rekor pribadi nih. Ritual tunggu Charly di gerbang sambil berupaya nelpon siapa tahu bisa dibujuk langsung pulang. Tapi Charly is Charly, ngga bakalan menyerah. Akhirnya sampai juga dan malah minta masuk dan minimal nyeburin kaki yang panas ini. Bersapaan dengan d’Pitts yang pulang di lokasi banyak orang berwisata dan bahkan beberapa ada yang bawa shisha (bener ngga sih) jadi baunya semerbak.
Trek pulang hampir sama, tapi kita ngga lewat vihara lagi tapi lewat vila2 di bawahnya. Jadi dari reserse kita lewat jalan aspal saja terus. Nanti ada jalan ke kanan atau pertigaan ke dua (yang pertama lebih ke percabangan jadi ngga keliatan. Nanti keluar ke jalan yang menuju tanjakan anjing tadi. Jalan terus kita ngga lewatin jalan yang berangkatnya itu turunan setengah makadam setengah tanah. Dari sini kita akan lewat double trek, heheh ini jalan aspal untuk ban mobil aja. Ada beberapa belokan ke kiri tapi kita jalan terus sampai nanti ada jalan ke kanan menuju bojong koneng. Sebenarnya jalanan ini adalah jalanan menuju tanjakan tanduk kerbau. Karena sudut tanjakannya bertambah terus sampai super curam seperti bentuk tanduk. Sayangnya jalanan ini ternyata lagi di semen (double trek lagi) sehingga terpaksa kita dorong di sampingnya selain ngga enak sama pekerjanya. Dasar pegowes kalau suruh dorong malah drop, sampai di atas bener2 abis karena otot2 yang tidak pernah dilatih bekerja keras. Sampai di atas kita ambil ke kanan dan sesuai dengan accuweather yang thunderstorm hujan mulai deras. Turunan yang licin kita lalui dengan libih licin karena hujan, tapi ternyata tanjakannya juga berat tidak seperti dugaan kita. Sampai di Bojong Koneng ditungguin Ari dan lanjut turun ke Bakmi Golek. Sampai mobil 15.30 an dan General total Ari 68 km, tapi kalau kita mungkin bisa beda 10 km karena beda muter2nya. Another good trip, dengan metoda interval yang baru dan penggabungan dua trek, yaitu km 0 dan Curug panjang. Bisa lah disebut double expresso.

No comments:

Post a Comment